Arsip Artikel

Sesungguhnya Energi Yang Tersimpan itu Sangatlah Besar Namanya "Potensi"

Oleh Eko Sugeng Priyanto A.Md

Setiap kita tentunya memiliki potensi luar biasa, namun seringkali kita menafikkan potensi itu. Faktor ketidak seriusan, dan tanpa upaya untuk menggali serta mengasah potensi itu, menjadi penyebab kita tak menyadari atas karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Bayangkan jika semua potensi yang kita miliki terasah dengan baik, maka akan banyak bermunculan karya besar dalam kehidupan kita. Perlukah kita menggali potensi dalam diri kita? Jawabannya adalah kondisi saat ini. Di era sekarang ini, jika kita tak memiliki keahlian atau bakat dalam suatu bidang, maka kita akan kalah dalam pertarungan dan persaingan dalam mengarungi kehidupan.

Itulah mengapa kita harus menggali potensi yang kita punya, latih, asah, hingga kita mahir dalam menggunakan potensi itu sendiri. Manusia adalah konduktor yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik, dalam sebuah penelitian pernah dikatakan bahwa dalam diri seseorang, terdapat hantaran listrik yang sangat tinggi, dan luar biasa. Itu hanya sebagian kecil penelitian tentang potensi dalam diri seseorang. Bahkan, dalam keadaan tertentu seperti halnya tertekan, takut, gelisah, energi listrik yang luar biasa itu dapat kita gunakan tanpa kita menyadari bagaimana hal itu terjadi. Ada pula istilah, air tenang menghanyutkan, marahnya orang diam lebih bahaya daripada srigala, ini adalah sebuah peringatan agar kita tak memandang rendah orang lain di sekeliling kita. Karena bisa saja dalam kondisi tertentu orang yang tadinya kita anggap lemah, akan jauh lebih kuar dari yang kita bayangkan.
Sama halnya dengan menulis, menuangkan gagasan, ide, perasaan, dan lainnya dalam tulisan pun perlu dilatih, agar kita terbiasa, tak ada kata sempurna dalam menulis, namun jangan ragu untuk memulai sebuah tulisan. Banyak orang yang sebenarnya memiliki bakat menulis, namun ia enggan menuangkannya dalam sebuah tulisan yang berharga dan sarat makna. Sejauh ini, baru ungkapan perasaan hati saja yang mampu dituliskan oleh kebanyakan orang, meskipun hanya sebatas di sosial media seperti IG story, snap whatsat , status whatsapp dll. Padahal jika dituangkan kedalam media atau sarana menulis yang tepat, mungkin potensi yang tersembunyi itu dengan sendirinya akan terlatih.


Ada baberapa hal yang harus diperhatikan jika kita hendak menulis. Berdasarkan searcing di laman google, minimal ada 7 (tujuh) kriteria untuk mengawali sebuah tulisan. Apa saja kriteria dimaksud? Antara lain:
1. Banyak membaca
Kebanyakan kita malas untuk membaca, biasanya kita akan mencari intisari dari sebuah tulisan, padahal semakin kita banyak membaca, maka semakin banyak pula kosa kata yang dapat kita gunakan ketika memulai sebuah tulisan;
2. Kumpulkan dan olah ide
Setelah membaca, kita harus bisa mengumpulkan kosa kata dalam tulisan yang kita baca tadi. Dengan demikian kita telah memiliki bahan untuk menyusunnya menjadi sebuah kalimat. Setelah itu, olah ide yang ada dalam benak kita, hal apa yang akan kita angkat menjadi bahan tulisan kita nantinya;
3. Tentukan topik secara jelas
Inilah bagian tersulit nya, kebanyakan kita akan memikirkan caption/judul dari sebuah tulisan yang akan kita buat. Ini akan menjebak kita kedalam kebuntuan dalam menjelaskan topik yang sedang kita angkat. Oleh karena nya, jangan menentukan judul tulisan terlebih dahulu;
4. Gunakan kata-kata simpel
Banyak dari kita yang masih memiliki ketidak dahaman akan sebuah kata yang disajikan dalam tulisan. Hal ini dikarenakan, kebanyakan kita tak mengetahui apakah kata tersebut merupakan bentuk baku dari sebuah kata, ataupun kata saduran yang sudah dianggap menjadi kosa kata bahasa Indonesia yang ada dalam KBBI;
5. Buat kalimat pendek.
Tak perlu panjang untuk membuat sebuah tulisan, awali dengan membuat kalimat pendek, agar pembaca segera mampu memahami apa intisari dari tulisan yang kita buat tersebut;
6. Jangan bertele-tele
Sampaikan dengan sistematis, tak perlu berputar-putar sehingga akan menggiring opini pembaca bahwa tulisan yang kita buat tanpa arah yang jelas.;
7. Edit dan revisi—berkali-kali
Ini yang menjadi poin utamanya, lakukan editing dan revisi, jika diperlukan lakukan pula supervisi sebelum naskah tulisan yang kita buat siap dipublilasi. Sebab tanpa proses editing dan revisi ataupun supervisi, kita tak akan pernah tau, dimana kekurangan tulisan kita, bagaimana memancing pembaca untuk mau membaca tulisan kita? Maka lakukanlah supervisi sebagai langkah akhir sebelum tulisan kita dinikmati oleh pembaca.

Jika kita telah memahami 7 (tujuh) kaidah diatas, niscaya kita akanahir dalam menulis, dan tulisan kita akan menjadi sesuatu yang dinantikan oleh pembaca setia. Selamat menulis

Bond