Arsip Berita

Tanda-tanda orang yang bertaqwa, sudah adakah di diri kita?

kultum 11 jan 1

Kultum Rabu Sore tanggal 11 Januari 2023 kali ini diisi oleh penceramah Wakil Ketua Pengadilan Agama Kota Banjar Taufik, S.H.I., M.A., dan dipandu oleh pembawa acara Muhammad Faturahman, S.H., M.H. Dalam ceramahnya, wakil ketua mengingatkan betapa bahagianya seorang yang bertaqwa dan yang dicintai oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Ali Imran ayat 133-134 yang artinya : “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan”

Berdasarkan ayat tersebut sesungguhnya kita diperintahkan untuk bersegera dalam mencari ampunan Allah, atas dosa-dosa yang terasa ataupun tidak terasa, nampak ataupun tersembunyi. Sikap Seorang yang bersegera untuk mencari ampunan Allah SWT adalah sikap orang yang bertaqwa. Adapun tanda-tanda dari orang bertaqwa itu yang perlu kita renungkan ada atau tidaknya dalam diri kita, sebagaimana dijelaskan dalam ayat tersebut diantaranya :

Pertama, Berinfak diwaktu lapang maupun sempit. Tak heran jika seseorang rajin berinfak, bersedekah, membayar zakat saat ia dalama keadaan serba berkecukupan karena keadaanya memungkinkan sekali untuk itu, namun hal yang istimewa adalah saat seseorang yang dalam keadaan sempit dan sulit masih mau berinfak dan bersedekah baik dengan hartanya ataupun dengan hal lain yang ia miliki untuk membantu oranglain. Berinfak dan bersedekah adalah wujud dari ibadah horizontal (hablum minannas) yang seharusnya bersinergi dengan ibadah vertical (hablum minallah), karena tidak ada artinya seorang yang ibadah vertikalnya rajin tapi tidak tidak punya kepedulian dengan sesama dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.

Kedua, tanda orang bertaqwa adalah orang yang menahan amarahnya. Hal ini cukup sulit dilakukan, karena secara manusiawi setiap kita mempunyai potensi dan fitrah untuk marah. Orang yang bertaqwa tidak marah meledak-ledak mengikuti hawa nafsunya, tapi berusaha dan berupaya untuk menahan amarahnya, baik dengan membaca kalimat ta’awudz, diam dan tidak berbicara, berwudhu atau mandi, dan merendahkan posisi diri. 

Ketiga, tanda orang yang bertaqwa adalah memaafkan kesalahan oranglain. Sebagai makhluk sosial yang bergaul dengan manusia lain, tentu saja setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan atau menyinggung  perasaan orang lain baik dengan perkataan maupun perbuatan kita. Dan secara manusiawi, orang yang sudah merasa berbuat salah pada orang lain akan meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya. Meski memaafkan oranglain adalah sesuatu hal yang sulit dan berat untuk dilakukan, tapi orang yang bertaqwa akan berupaya untuk memberikan maafnya. Tidak sulit baginya untuk memaafkan oranglain yang pernah berbuat salah padanya.

Keempat, tanda orang bertaqwa adalah berbuat baik kapanpun dan dimanapun dia berada. Melakukan perbuatan baik seolah menjadi habit seorang yang bertaqwa. Dia tidak pandang bulu pada siapa ia berbuat suatu kebaikan. Hartanya, tenaganya, pikirannya dan apapun yang ada pada dirinya dikerahkannya untuk berbuat suatu kebaikan, karena ia tahu Allah SWT mencintai orang yang berbuat kebaikan.