Mengingat Kematian

Hidup di dunia ini hanyalah karantina menuju kehidupan akhirat, seperti sebuah perjalanan hanya sekedar berhenti sejenak dan akan melanjutkan perjalanan menuju ke tempat yang kita tuju yaitu akhirat. Akan datang masa dimana kita berpisah dengan dunia ini dan meninggalkan semua hal yang kita cintai, isteri, anak, orangtua dan semua yang ada di dunia ini.
Alloh SWT berfirman:”Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali”. (Al-Anbiya:35).
Begitulah kematian, akan menyapa kapanpun dan siapapun dalam keadaan apapun, “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. (Al-A’raaf:34), baik dia orang yang shaleh dan durhaka, tua muda, sehat atau sakit semua akan menemui kematian bila telah sampai pada waktunya. Karena :”Seluruh yang ada di atas dunia ini fana (tidak kekal)”. (Ar-Rahman:26).
Mengingat kematian akan melembutkan hati dan menghancurkan ketamakan terhadap duniawi. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya yang disampaikan lewat sahabatnya Abu Hurairah RA: “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian)”. (HR. Tirmidzi).
Ucapan Rasulullah SAW tersebut singkat dan ringkas, namun juga mengandung peringatan dan nasihat, karena orang yang mengingat kematian akan merasa tidak berartinya kelezatan dunia dan akan bersikap zuhud terhadap dunia.
Sungguh……hanya orang-orang yang berimanlah yang akan banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk kematian berupa amal shaleh selama hidup di dunia.
Bayangkanlah, ketika sakaratul maut mendatangimu, ibu yang penuh kasih sayang disampingmu, ayah yang merawat dan bekerja untukmu ada di hadapanmu, isteri yang engkau cintai memelukmu, anak yang engkau sayangi menangis melihatmu dan semua ada disekitarmu melihatmu dengan pandangan kasih sayang, airmata mengalir membasahi wajah mereka. Namun, semua pasti akan ada masanya dimana engkau meninggalkan mereka yang engkau cintai.
Sesungguhnya Dzat yang memberi kehidupan kepadamu, Dia juga yang mencabut kehidupan tersebut. Milik-Nya lah apa yang Dia berikan, dan segala sesuatu yang di sisi-Nya memiliki ajal yang telah ditentukan.
Betapa ruginya seseorang yang berjalan menuju alam kembali tanpa membawa bekal, janganlah sampai kita termasuk orang yang tidak beruntung tersebut. “Dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari (akhirat)”. (Al-Hasyr:18). Jangan sampai kita menyesal kala kematian telah datang karena tiada berbekal, lalu kita berharap ajal ditangguhkan. Maka beristigfarlah dan berbekalah dengan amal shaleh serta menjauhi kedurhakaan kepada-Nya.