Arsip Berita
Dirjen Badilag Apresiasi PA Kota Banjar
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama melakukan lompatan pembaruan dengan aneka inovasi. Tujuh aplikasi inovasi terus disempurnakan untuk menunjang kelancaran tugas dan kinerja. Tujuh inovasi itu antara lain inovasi notifikasi perkara, informasi perkara, antrean sidang, verifikasi data kemiskinan, e-eksaminasi, PNBP, dan command center Badilag.
Salah sati inovasi yang menarik dicermati ialah command center Badilag. Tanpa harus berkunjung ke satuan kerja, Dirjen Badilag bisa memantau langsung kinerja pegawai di setiap Pengadilan Agama. “Melalui tatap muka di udara seperti ini saya bisa memastikan kedisiplinan pegawai. Juga mengevaluasi apakah program prioritas Badilag berjalan dengan baik”, tegasnya di sela-sela acara teleconference dengan beberapa Pengadilan Agama di wilayah PTA Jawa Barat, Jumat (17/5).
Pengadilan Agama (PA) Kota Banjar menjadi salah satu yang ditunjuk untuk melakukan teleconference dengan Dirjen Badilag. Bertempat di ruang rapat pimpinan, Dirjen melakukan komunikasi melalui skype dengan Ketua PA Kota Banjar, Fakhrurazi. Turut hadir dalam forum istimewa itu segenap hakim, panitera, sekretaris, pejabat struktural dan fungsional.
Di awal pembicaraan Dirjen menanyakan perihal program prioritas Badilag yang tengah dijalankan di PA Kota Banjar. Ketua PA Banjar menjelaskan bahwa salah satu program prioritas Badilag, yakni e-court (layanan pendaftaran perkara secara online) telah digunakan dengan baik dalam menunjang kemudahan proses berperkara. Dari 304 perkara yang masuk pada tahun 2019, sedikitnya ada 97 perkara yang didaftar melalui e-court. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa PA Kota Banjar masuk dalam peringkat 10 besar se-Indonesia dengan satker terbanyak menerima perkara melalui e court.
Pada sesi berikutnya Dirjen Badilag mengevaluasi kinerja penanganan perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). Sebagaimana diketahui bahwa SIPP merupakan program prioritas yang menunjang peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat pencari keadilan. Karena itu, sejak tahun 2018 Ditjen Badilag melakukan penilaian kinerja melalui SIPP. Penilaian dilakukan terhadap seluruh satker di lingkungan Peradilan Agama. Penilaian kinerja pengadilan ini dilakukan setiap minggu, dan tidak berdasarkan kelas pengadilan, melainkan berdasarkan jumlah perkara yang ditangani. Pengkategorian ini bertujuan agar penilaian bisa lebih proporsional karena berdasarkan beban kerja yang diterima. Dalam penilaian ini akan ditampilkan seluruh pengadilan dengan acuan kinerja yang memenuhi penilaian di atas 75% akan berada di zona hijau, di bawah 75% namun di atas 50% berada di zona kuning, dan di bawah 50% berada di zona merah. Hasil tersebut akan dimuat dalam website Ditjen Badilag setiap minggu di hari Jumat.
Dengan adanya penilaian rutin tersebut sangat berpengaruh besar terhadap kinerja pengadilan yang secara langsung berdampak juga ke masyarakat pencari keadilan karena dengan dimuatnya hasil evaluasi tersebut, maka masing-masing pengadilan akan berlomba lomba memperbaiki kinerja. Tak terkecuali PA Kota Banjar yang terus bertengger di zona hijau. Namun demikian Dirjen Badilag tetap berharap PA Kota Banjar lebih gigih lagi dalam bekerja sehingga peringkat di SIPP terus meroket hingga setidaknya masuk 10 besar. “Saya ingin peringkat SIPP terus ditingkatkan meski berada di zona hijau”, harapnya.
Di akhir kesempatan Dirjen Badilag menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada segenap keluarga besar PA Kota Banjar yang telah berjuang keras bekerjasama dalam mewujudkan Peradilan Agama yang modern dan terus meningkatkan pelayanan publik. Dirjen Badilag juga menyampaikan bahwa piranti teknologi untuk teleconference ke depan akan terus dikembangkan pemanfaatannya, antara lain sebagai sarana melalukan pembinaan dan pelatihan yang dikomandoi langsung oleh Badilag dan Kamar Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia.