Arsip Berita
Hati-hati dengan 3 Induk Dosa Ini
Kultum Rabu Sore tanggal 18 Januari 2023 kali ini disampaikan oleh Hakim Dodi Yudistira, S.Ag., M.H. dan acara dibawakan dengan apik oleh Panitera Muda Permohonan Barkah Ramdhani, S.H., M.H. Dalam kesempatan kuliah tujuh menit ini, penceramah menyampaikan tentang tiga induk dari dosa.
Dalam kitab Muntabihat ‘alal Isti‘ddi li Yaumil Mî‘âd, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
…أَوْحَى اللهُ تَعَالَى إِلَى مُوْسَى بْنِ عِمْرَان فِي التّوْراتِ: إِنَّ أُمَّهَاتُ اْلخَطَايَا ثَلَاثٌ: الكِبْرُ وَالْحَسَدُ وَالْحِرْصُ
“Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa ibn ‘Imran dalam kitab Taurat: ‘Sesungguhnya induk dari segala kesalahan ada tiga, yakni takabur, hasud, dan tamak
Induk dosa yang pertama adalah Al-Kibr (takabbur atau sombong). Takabbur atau sombong dapat menjerumuskan seorang hamba pada perbuatan dosa, karena kesombongan yang hadir di dalam hati telah menjadikan seseorang memandang rendah dan meremehkan oranglain. Iblis laknatullah dikutuk oleh Allah SWT hingga hari kiamat tiba adalah akibat dari kesombongannya dan memandang rendah serta merasa diri lebih unggul dari Nabi Adam AS. Begitu pun dengan diri kita, kesombongan kita karena jabatan, harta kekayaan, kedudukan, ilmu bahkan karena ibadah yang kita lakukan akan menjeremuskan kita pada dosa karena secara tidak langsung hadirnya kesombongan-kesombongan itu akan diiringi dengan perasaan diri lebih hebat, lebih ungul, lebih mulia dan lebih pantas masuk surga ketimbang orang lain. Oleh karenanya, sekecil apapun kesombongan yang ada dalam hati harus disingkirkan, jadilah pribadi yang rendah hati, tawadhu, dan tidak merendahkan oranglain.
Induk dosa yang kedua adalah Hasud atau iri hati dan dengki. Hasud atau dengki adalah suatu perbuatan yang dapat menjadi pangkal dari suatu dosa. Hati yang diisi dengan kedengkian akan selalu susah melihat oranglain senang dan juga akan selalu senang melihat oranglain susah. Dengki ini merugikan diri sendiri, karena hati menjadi panas dan terus sibuk memikirkan oranglain. Selain itu dengki juga akan menggerogoti amal kebaikan yang sudah kita tanam, boleh jadi amal ibadah dan kebaik yang kita tanam habis tak tersisa karena dengki, atau bahkan sangat mungkin seseorang menjadi orang yang muflis, saat tak lagi memiliki pahala amal kebaikan sementara dosa karena dengkinya terus bertambah. Nabi SAW bersabda :
إيَّاكم والحسدَ، فإنَّ الحسدَ يأكلُ الحسناتِ كما تأكلُ النَّارُ الحطبَ
“Jauhilah hasud karena sesungguhnya hasud menggerogoti kebaikan-kebaikan sebagaimana api menggerogoti kayu bakar.” (HR Abu Dawud)
Kisah terbunuhnya Habil bin Adam oleh saudara kandungnya Kabil bin Adam adalah juga karena sifat hasud yang telah menguasai Kabil yang diperintahkan oleh Nabi Adam AS untuk menikahi saudara perempuan Habil yang bernama Labuda yang dia anggap tidak secantik kembarannya Iqlima. Kabil merasa iri, kenapa tidak dia yang dinikahkan dengan iqlima. Rasa iri dan dengki itu terus menjalar dalam darah dan dirinya, dan bisikan-bisikan syetan terus menguasai dirinya, hingga ia tega menghabisi nyawa saudaranya Habil. Itulah bahaya iri dan dengki. Iri dan dengki juga melahirkan sikap menjilat di depan dan mengumpat di belakang, sikut kanan sikut kiri, injak bawah sembah atas untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Oleh karena itu, sangat pantas jika Hasud atau dengki ini menjadi biang dari dosa.
Induk daripada dosa yang terakhir adalah tamak atau rakus akan kehidupan duniawi. Seseorang yang tamak, atau rakus baik rakus akan harta, rakus jabatan, rakus kedudukan akan menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dia tidak peduli dengan oranglain, tidak peduli dengan keluara, tidak peduli dengan lingkungan, bahkan terkadang dia pun tidak peduli dengan diri sendiri, karena orientasi utamanya adalah keutungan materi. Contohnya, seorang pengusaha tambang yang rakus akan hartanya akan terus menggali tambang, merusak kelestarian alam dan tak memperdulikan adanya bahaya dan bencana yang bisa timbul akibat kerusakan alam itu. Contoh lainnya adalah seorang yang rakus akan jabatan, dia akan menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkannya. Perbuatan suap dijalani, jual beli suara dilakukan demi jabatan yang bisa ia dapatkan.
Ketiga biang atau induk daripada dosa itu, harusnya hilang dan tak pernah ada dalam diri kita. Kalau pun saat ini mungkin ada dalam diri kita, harus kita harus berhati-hati dan harus kita kikis habis agar ia tak menguasai diri kita. Jadilah pribadi yang rendah hati, tidak sombong karena hanya Allah SWT yang pantas untuk menyombongkan diri, selalu turut berbahagian dengan kebahagiaan dan kesenangan yang didapatkan oranglain, dan turut bersimpati dengan kesusahan yang orang lain rasakan, serta jadilah pribadi yang qonaah, tidak tamak akan kehidupan dunia, tapi ridho dengan apa yang Allah SWT telah tetapkan untuk diri kita.